MODEL REFLECTIVE STORYBOARD

 

JURNAL REFLEKSI MINGGUAN – MODEL REFLECTIVE STORYBOARD

            Jurnal Refleksi Minggu ke – 4 ini saya ingin menggunakan model 4 Reflective Storyboard. Saya tertarik dengan model 4 ini, karena pada Reflective Storyboard, mengarahkan pada pembuatan 4 gambar bersambung yang diilustrasikan menjadi sebuah refleksi tentang diri kita beserta penjelasannya. Pada Minggu ke-4 ini Pembelajarannya merupakan materi lanjutan yaitu Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing dan Demonstrasi Kontekstual.  Dengan materi sebelumnya yaitu Mulai dari diri dan Eksplorasi Konsep.






Tanggal 8 November 2021 tepatnya pukul 13.30 wib, kami CGP Angkatan 4 Kota Pematangsiantar kelompok E dan F bersama Fasilitator Bapak Defrizon berada di Ruang Kolaborasi . Dalam ruangan tersebut tak bosan-bosan Bapak Fasilitator untuk terus memotivasi kami, jaga kesehatan, jangan pernah menyerah, tetap semangat dan selalu berkolaborasi. Satu hal yang selalu saya ingat dengan pesan beliau adalah, “Sukses sendiri itu biasa, Sukses bersama itu LUAR BIASA.” Kalimat sederhana, tapi memiliki makna yang luar biasa. Pada pertemuan ini kami di bagi menjadi 3 kelompok, dan saya mendapat tempat di kelompok 1. Kami juga diberikan ruang untuk berdiskusi. Pada pertemuan ini kami diajarkan tentang Nilai dan peran Guru Penggerak serta membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak.


Pada tanggal 10 November 2021, masih di jam yang sama yaitu 13.30 wib,  kami melaksanakan presentasi kelompok. Seharusnya pelaksanaan presentasi dilakukan tanggal 9 November 2021, tetapi karena ada beberapa rekan yang minta izin ada urusan, maka presentasi diadakan pada tanggal 10 November 2021. Presentasi berlangsung dengan lancar dan bersemangat. Masing-masing kelompok saling mendukung, saling memberikan pengalaman, saran dan kritik yang membangun. Setelah selesai presentasi, vicon room di akhiri dan diberikan bimbingan penyejuk step by step untuk menstimulus kami dalam memahami dan bagaimana cara memperkuat nilai dan peran Guru Penggerak, serta membiasakan diri untuk menjadi manusia yang tergerak, bergerak dan menggerakkan.



            Pada tanggal 11-12  November 2021, LMS memberikan tantangan tugas pembelajaran tentang membuat karya video menulis tangan digital. Sebelumnya saya sudah pernah belajar membuat video tersebut, tetapi karena sudah lama tidak di implementasikan, saya jadi lupa. Akhirnya saya  mulai belajar lagi. Perlahan namun pasti, akhirnya saya bisa menyelesaikan tantangan tersebut. Meskipun hasilnya masih jauh dari sempurna, tetapi saya sudah berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Dari sini saya bisa belajar, bahwa ilmu itu memang harus diterapkan. Jika tidak diterapkan maka kita akan menjadi lupa. Memang selama ini saya sudah membuat vdeo pembelajaran yang bervariasi, tetapi karena membuat video bentuk tangan digital agak repot menurut saya, jadi saya sangat jarang membuat video dengan menggunakan tangan digital. Tapi saya janji dalam diri saya sendiri, akan lebih bervariasi lagi dalam membuat video pembelajaran. Nilai-nilai Guru Penggerak memang hebat, salah satunya adalah selalu mengajarkan para guru untuk terus berinovasi dalam berkarya.



Tanggal 12 November 2021,  Pendampingan Individu 0 pun dimulai. Pengajar Praktik,  ibu Sontiar berkunjung ke sekolah. Awalnya saya penasaran dengan Kegiatan Pendampingan Individu 0. Tapi setelah mengalami sendiri kegiatan Pendampingan Individu 0, ternyata memberikan pengalaman tersendiri bagi saya.


Banyak ilmu yang bermakna dan berharga saya peroleh dari  Ibu Pengajar Praktik. Begitu juga dengan Kepala Sekolah, dan rekan sejawat, dukungan mereka luar biasa. Ibu Pengajar Praktik juga ingin mengetahui   apa yang sudah saya lakukan setelah saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Ada satu karya saya yang membuat ibu Pengajar Praktik tersenyum sumringah…saya membuat Media Pembelajaran dari bahan bekas yaitu kardus bekas. Saya beri nama karya saya itu BUKU LITERASI.

Saya juga ingin membuat mading di kelas, tapi pembuatan mading yang tidak  mengeluarkan biaya yang besar. Melalui karya ini saya berfikir, bahwa dengan media yang sederhana, tetapi mampu memberikan manfaat untuk murid-murid saya.

Hal ini semua tidak lepas dari Filosofi Pendidikan Sang Maestro Pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara untuk menujudkan Merdeka Belajar dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila. Yang dituangkan melalui Pendidikan Guru Penggerak. Untuk mewujudkan Merdeka Belajar, Guru Penggerak harus memiliki nilai :

1.      Mandiri

Guru Penggerak harus mampu menggerakkan dirinya dan memunculkan motivasi untuk terus meningkatkan kapabilitasnya dalam membawa perubahan yang lebih baik.

2.      Reflektif

Guru Penggerak harus mengamalkan nilai reflektif agar ia dapat mengevaluasi kembali pengalaman – pengalamannya agar  dapat menjadi pembelajaran dan tuntunan baginya di masa yang akan datang.

3.      Kolaboratif

Dengan menanamkan nilai kolaboratif, maka akan menumbuhkan semangat kerjasama, dan dapat menciptakan komunikasi yang efektif.

4.      Inovatif

Dengan nilai inovatif, akan mampu menumbuhkan kreatifitas dan mengubah degala rintangan yang ada menjadi sebuah peluang.

5.      Berpusat pada murid.  

Guru Penggerak memberikan pembelajaran berpusat pada murid dengan sikap menuntun, bukan menuntut.

Semua nilai tersebut akan membantu terwujudnya Merdeka Pelajar dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DINAMIKA PERWUJUAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

ARTI PENTING NORMA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN

Ikatan Pustakawan Indonesia Gemar Literasi: BAB 2 KEDUDUKAN DAN MAKNA PEMBUKAAN UUD NEGARA RI TAHUN 1945