Budaya Positif

 BUDAYA POSITIF

            Assalamu'alaikum...salam sehat dan semangat untuk kita semua. Pada kesempatan ini saya ingin mengulas tentang Budaya Positif. Tetapi, sebelum bercerita lebih jauh tentang Budaya Positif, , saya ingin mengawalinya dengan pengertian Budaya. Saya yakin, kita semua sudah sering mendengar tentang kata "Budaya". Kata Budaya yang dalam Bahasa Inggrisnya culture, dan secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, Budaya yaitu kebiasaan hidup yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun.  Sementara arti Positif itu sendiri, dalam hal ini  merupakam sesuatu yang baik dan dapat diterima, tegas, pasti, tentu, bersifat nyata dan membangun (KBBI Online). Jadi bila kita artikan secara luas tentang  Budaya Positif yaitu Kebiasaan-kebiasaan baik yang kita wariskan kepada generasi - generasi emas penerus bangsa, sehingga tercipta generasi-generasi  berbudaya yang memiliki moral dan berjiwa Pancasila. Budaya Positif di sekolah merupakan kebiasaan- kebiasaan baik di sekolah yang berpusat kepada murid sehingga murid  berkembang menjadi pribadi-pribadi yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. 

                 Hal ini sesuai dengan Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, Seorang  education maestro yang hebat dan melegenda. Menurut beliau, sekolah merupakan suatu wadah di mana bersemainya karakter positif dan benih-benih kebudayaan. Karakter positif itu dapat terbentuk jika sekolah mendukung dalam memberikan lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga murid-murid mampu berpikir, bertindak, mandiri, bertanggung jawab, berkreasi dalam mencipta secara merdeka sehingga mampu mengembangkan Budaya Positif. Salah satu strateginya adalah menerapkan disiplin positif. Menurut Bapak Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa "dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat "self dicipline" yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self disipline, wajiblah penguasa lain yang mendisiplinkan diri kita. Dan peraturan demikian itulah yang harus ada dalam suasana yang merdeka.". Dari penjelasan menurut Bapak Ki Hadjar Dewantara tersebut, menegaskan bahwa dalam menciptakan kemerdekaan, kita harus mengawalinya dengan disiplin yang kuat.. Disiplin yang kuat itu harus kita munculkan dalam diri kita terlebih dahulu. Dengan terbentuk disiplin dalam diri kita makan akan membuat kita dan lingkungan sekitar kita menjadi aman, nyaman dan merdeka. sehingga kebiasaan-kebiasaan baik akan berakar kuat menjadi budaya positif.  

                Dalam proses pembentukan budaya positif tersebut hendaknya guru harus memahami hal-hal berikut :

1.   Tiga Motivasi Perilaku Manusia

    Tiga motivasi perilaku manusia ini meliputi  Motivasi untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, Motivasi untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, dan motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menhargai diri sendiri dengan nilai yang mereka percaya.

2. Keyakinan Kelas

    Sebelum membentuk keyakinan kelas, guru dan murid bersama-sama membuat kesepakatan kelas. Setelah membuat kesepakatan kelas bersama, maka terbentuklah keyakinan kelas yang akan diterapkan oleh warga kelas, sehingga tercipta kelas dengan suasana kelas yang beriklim positif.

3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

    Pemenuhan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kemampuan bertahan hidup. Adapun pemenuhan kebutuhan dasar bagi manusia adalah Kebutuhan cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima), Kebutuhan penguasaan (kebutuhan pengakuan akan kemampuan), Kebutuhan  kebebasan(kebutuhan akan pilihan), dan kebutuhan kesenangan (kebutuhan untuk merasa senang). 

4. Lima Posisi Kontrol

    Menururt Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Disipline (1998) mengemukakan bahwa ada 5 posisi kontrol yang harus diterapkan oleh seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. lima posisi tersebut yaitu; Penghukum, Pembuat orang merasa bersalah, Teman, Monitor/Pemantau dan Manager.

5. Segitiga Restitusi

    Menururt Gossen, 2004 menyatakan bahwa "Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan sehingga mereka kembali kepada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat."  Selain itu melakukan segitiga restitusi juga dapat membantu murid memiliki tujuan, dan menumbuhkan disiplin positif, Adapun gambaran dari restitusi yang harus kita terapkan adalah sebgai berikut ;

 


    Adapun ciri-ciri restitusi yang membuatnya berbeda dari program disiplin lainnya adalah:

  • Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
  • Restitusi memperbaiki hubungan
  • Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
  • Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
  • Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan 
  • Restitusi diri adalah cara yang paling baik
  • Restitusi menguatkan
  • Restitusi fokus pada solusi
  • Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya 
                        Demikianlah ulasan singkat tentang budaya positif beserta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mewujudkan Budaya Positif yang pada finalnya nanti akan membentuk Profil Pelajar Pancasila.   Semoga Bermanfaat....Salam Guru Penggerak, Semangat Merdeka Belajar....Salam dan Bahagia.....

https://youtu.be/rNT4cxp1_nU

                          

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DINAMIKA PERWUJUAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

ARTI PENTING NORMA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN

NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK