JURNAL
REFLEKSI MINGGU KE-10
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh….Selamat dan
sejahtera untuk kita semua….Salam dan Bahagia….Semangat Pagiiiii…..Semoga kita
semua selalu sehat, memiliki rezeki yang berkah dan selalu dalam Lindungan
Alloh SWT….
Bertemu lagi dengan saya, TRI AYU INDAH PURWANI, M.Pd
dari SMP Y.P.Keluarga, yang juga merupakan CGP Angkatan 4 Kota Pematangsiantar.
Pada kesempatan ini, saya berefleksi selama 1 minggu ini dengan menggunakan
Model 1 : 4F yang dikembangkan oleh Dr.
Roger Greenaway. 4F yaitu Facts-Peristiwa, Feelings-Perasaan, Findings-Pembelajaran,
Future-Penerapan.
Facts saya awali dengan Ruang Kolaborasi Presentasi,
Senin 14 Februari 2022 tepatnya pukul 15.45 wib. Di dalam ruang kolaborasi yang
penuh semangat dan kehangatan, kami di pandu oleh Fasilitator Bapak Defrizon
yang ramah, santun dan selalu penuh nasehat dan semangat. Beliau adalah
morivator andalan kami. Karena beliau selalu memberikan solusi terhadap
masalah-masalah yang sering kami alami di sekolah kami masing-masing.
Di dalam ruang kolaborasi
presentasi, kami dibagi menjadi dua kelompok. Kebetulan saya kelompok 2. Kami
saling memberi saran dan kritik yang membangun. Karena kami semua memang
benar-benar baru belajar. Meski awalnya bingung, tetapi lama kelamaan, setelah
bolak balik saya baca, saya dengar kembali youtubenya Ibu Oscarina Dewi Kusuma,
MPd , perlahan saya mulai paham, dan saya pun mulai belajar membuat RPP. Saya
mulai paham.
Presentasi yang kami
tampilkan memang belum sempurna secara keseluruhan, tetapi praktek yang kami
lakukan di kelas ternyata itu merupakan bagian dari pembelajaran
berdiferensiasi. Ternyata selama ini tanpa disadari saya dan teman-teman hampir
mendekati sudah menjalankan pembelajaran
berdiferensiasi, meskipun belum sepenuhnya, tapi hampir mendekati. Ternyata
pembelajaran berdiferensiasi ini keren luar biasa. Saya bisa belajar cara
memenuhi kebutuhan murid-murid saya, dan murid-murid saya bisa belajar
pentingnya nilai-nilai kehidupan. Salah satunya adalah menghargai indahnya perbedaan,
semua murid saya memiliki kesempatan yang sama, dan terwujudnya merdeka
belajar. Dengan seperti ini, jika semua guru menjalankannya dengan baik, maka
saya yakin Profil Pelajar Pancasila akan terbentuk.
Keesokan harinya 15
Februari 2022, pembelajaran dilanjutkan dengan Refleksi Terbimbing asinkron. Dalam
Refleksi terbimbing, kami diberikan pertanyaan tentang materi yang bisa menjadi
solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas. Tentu saja
solusi yang bisa saya andalkan saat ini adalah melakukan pembelajaran
berdiferensiasi di kelas. Karena dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi
maka saya bisa mengawalinya dengan 3 aspek pemetaan kebutuhan murid, yaitu
kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid. 3 aspek inilah
yang saya jadikan dasar untuk pembelajaran berdiferensiasi di kelas saya. Setelah melewati 3 aspek
tersebut, maka saya melanjutkan dengan menentukan strategi pembelajaran
berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi
produk. 1 hal penting yang juga mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah lingkungan. Lingkungan juga memiliki
peranan penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dalam Refleksi Terbimbing,
pertanyaan selanjutnya adalah hal yang sulit diterapkan dan kenapa hal tersebut
sulit diterapkan. Menurut saya proses pembelajaran yang
mengakomodir semua kemampuan
bakat dan minat murid dalam belajar. Karena sistem kurikulum yang diterapkan
masih mengarah pada hasil akhir aspek pengetahuan, dan angka. Sementara dalam
Pembelajaran Berdiferensiasi proses dan produk menjadi bagian dalam
pembelajaran. Kurikulum yang berlaku belum sinkron dengan yang masih berjalan,
di mana kondisi karakter murid berbeda-beda, apalagi jika ada murid yang
mengalami inklusif/difable/disabilitas. Tentunya hasil yang diperoleh murid
inkusif itu berbeda dengan murid-murid lainnya. Karena kebetulan di sekolah
saya saat ini ada murid yang memiliki keistimewaan. Selain itu sistem kompetisi
yang masih tinggi dan mengunggulkan hasil.
Pemahaman sebagian orang tua yang lepas tangan, menganggap belajar itu
ya di sekolah, sementara belajar itu bisa di mana saja, dan awal pembelajaran
adalah adanya keluarga yang mendukung. Hal-hal itulah yang membuat saya
kadang-kadang sulit untuk diterapkan. Namun ketika saya dihadapkan untuk harus
menerapkan hal yang sulit tadi menurut saya, yang harus saya lakukan pertama
sekali adalah menumbuhkan niat dalam hati saya, memberi dukungan dalam diri
saya sendiri, Berdoa kepada Alloh SWT Sang Maha Segalanya, membangkitkan
semangat dan motivasi saya agar saya bisa melewati kesullitan yang saya hadapi.
Selanjutnya saya butuh dukungan untuk berkolaborasi dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, orang
tua/wali murid. tersedianya perangkat pembelajaran dan perangkat penilaian yang
bisa menjadi acuan. adanya arahan dan bimbingan dari pengawas dan dinas
pendidikan, serta dukungan dari kemendikbud tentunya. Saya akan mengaksesnya
melalui media sosial saya, dengan tahap awal memperkenalkan proses pembelajaran
tersebut. Serta mengadakan sosialisasi
dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan Pembelajaran berdiferensiasi agar
dipahami oleh rekan-rekan guru, sehingga tercapai pemerataan pemahaman. Saya mulai sosialisasikan dengan rekan sejawat
di sekolah saya terlebih dahulu. Seperti yangsudah saya pelajari di
pembelajaran lokakarya, Komunitas Praktisi. Saya akan membentuk komunitas
Praktisi di sekolah saya, saat ini baru beberapa orang yang mau saya ajak untuk
membentuk komunitas praktisi😊
ada juga yang tidak memberikan jawaban sama sekali😊..tapi tidak apa-apa,
saya tetap akan terus. Mungkin saya akan
berdiskusi dengan Komunitas Praktisi di sekolah saya terlebih dahulu, lalu
berlanjut dengan sosialisasi dengan seluruh rekan guru. Setelah selesai dengan
Refleksi Terbimbing, dilanjutkan dengan Demonstrasi Kontekstual tepatnya hari
Rabu, 16 Februari 2022. Demonstrasi Kontekstual memberikan penugasan untuk
membuat RPP Berdiferensiasi. Saya senang dengan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini karena setiap
pembelajaran yang diberikan bukan hanya teori semata, tetapi langsung
diterapkan dalam lingkungan kelas sekolah saya sendiri. Setelah bergelut dengan
RPP Berdirensiasi di Ruang Kolaborasi, dalam Demonstrasi Kontekstual, tugas
yang diberikan masih tentang membuat RPP Berdiferensiasi. Saya senang, karena
tugas yang diberikan itu adalah membuat RPP berdiferensiasi lagi Sehingga saya
mendapat kesempatan untuk mencoba membuat RPP berdiferensiasi dengan lebih baik
lagi. Kalau waktu Presentasi kemarin saya buat RPP Semester Genap, kali ini
saya buat RPP Semester Ganjil. Tujuannya agar RPP yang saya buat ada Ganjil
Genapnya…hehehe…biar lengkap saja ada semester Ganjil Genapnya. RPP yang telah saya
buat di kirim ke forum diskusi, agar RPP yang saya buat bisa dilihat dan
diberikan saran dan kritik yang membangun oleh rekan-rekan CGP lainnya. Hari
kamis, 17 Februari 2022, masih dilanjut dengan Demonstrasi Kontekstual, RPP
yang saya unggah di forum, dikomentari oleh rekan CGP, setelah diberikan saran,
keesokan harinya RPP Berdiferensiasi yang saya buat, diunggah agar di beri
penilaian serta saran oleh Fasilitator Bapak Defrizon. Dalam demonstrasi
kontekstual ini saya bisa melihat RPP Berdiferensiasi dengan materi yang
beragam dari rekan-rekan CGP. Dengan begitu, ilmu saya bisa bertambah, dan bervariasi.
Ini link RPP Berdiferensiasi saya
https://docs.google.com/document/d/1bewbppUEGapIB-UiQDRLrm4l7h86FUme/edit?usp=sharing&ouid=108163074652664605930&rtpof=true&sd=true
Feelings saya selama
pembelajaran berlangsung ada berbagai macam rasa..hehehe…kenapa? karena di satu
sisi saya senang bisa mendapatkan Pembelajaran Berdiferensiasi. Sesuatu hal
yang baru menurut saya. Yang kedua saya bingung juga waktu ada tugas membuat
RPP Berdiferensiasi pertama sekali. Yang ketiga saya mendapat tantangan yang
harus saya lewati. Alhamdulillah dengan melewati tantangan dengan penuh
semangat, dengan dukungan dan motivasi dari Fasilator, Pengajar Praktik,
saya mulai paham dengan RPP
berdiferensiasi. Fasilitas yang diberikan oleh Kemendikbud luar biasa keren.
Kemendikbud mengajarkan saya untuk selalu menuntut ilmu dan belajar, karena
semua itu merupakan ibadah juga, dapat pahala juga. Saya pasti akan merindukan hal-hal seru ini
suatu saat nanti.
Findings yang saya dapatkan dari proses ini adalah saya
mulai mampu membuat RPP Pembelajaran Berdiferensiasi dan mulai membiasakan diri
untuk melakukan Praktik Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas saya. Semoga saya
mampu menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi, mampu membuat RPP
Berdiferensiasi dengan lebih baik lagi. Karena jujur, sebelum saya menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas saya, ketika pembagian kelompok, saya
tidak pernah memetakan kelompok anak berdasarkan kebutuhannya. Tetapi setelah
saya mendapatkan siraman Pembelajaran Berdiferensiasi ini, saya mulai tumbuh
dan berkembang untuk berusaha menciptakan Pembelajaran Berfdiferensiasi yang
sangat baik dan memiliki banyak manfaat untuk murid-murid saya.
Future yang bisa saya lakukan untuk kedepannya adalah
saya ingin menularkan ilmu yang saya peroleh kepada rekan-rekan di sekolah
saya. Makanya saya sangat ingin mewujudkan Komunitas Praktisi. Semoga dengan
adanya Komunitas Praktisi di sekolah, saya bisa berbagi dengan rekan-rekan
sejawat. Sehingga tujuan yang saya inginkan bisa tercapai, yaitu terwujudnya
MERDEKA BELAJAR dan terbentuk PROFIL PELAJAR PANCASILA.
Demikianlah jurnal refleksi yang pada minggu ke10 ini.
Semoga coretan sederhana saya bisa membuat pembaca atau siapapun yang membaca
tulisan saya, selalu saya berdoa semoga
selalu sehat, banyak rezeki, merasa terhibur, tetap semangat, dan selalu dalam
Lindungan Alloh SWT. Aamiiin....
Komentar
Posting Komentar